Psyzone

Kuliah Psikologi Susah Lulus? -FAQ Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi Unpad – Part 2

Hari Pertama PD.jpgBeberapa waktu lalu saya sempat nulis tentang hal apa aja sih yang biasanya ditanyakan mahasiswa baru Fapsi Unpad dan ternyata responnya cukup baik, banyak yang jadi penasaran tentang psikologi. Nah, sekarang saya bakal update lagi hal-hal yang biasanya ditanyakan mahasiswa atau calon mahasiswa baru Fapsi Unpad. Semoga bermanfaat !

Here we go, Frequently Asked Question Mahasiswa Baru Fapsi Unpad – Part 2 !

Q : Pelajaran apa aja yang harus dikuasai biar bisa masuk Fapsi Unpad?
Pertanyaan ini cukup sering ditanyakan adik-adik SMA yang sedang menyiapkan diri masuk perguruan tinggi. Psikologi Unpad memang masuk rumpun IPA, sehingga saat SNMPTN (seleksi melalui nilai rapor) dan SBMPTN (seleksi melalui tes tulis) nilai pelajaran IPA (Biologi, Kimia, Fisika) lah yang diperhitungkan. Namun sebenarnya, saat proses kuliahnya nanti, pelajaran-pelajaran IPA tersebut tidak lagi dipelajari baik saat tahun pertama ataupun tahun tengah dan akhir.

Mungkin kalau lihat jurusan IPA lainnya, di semester 1 mereka akan mendapatkan mata kuliah biologi dasar, kimia dasar, dan fisika dasar, namun di psikologi tidak. Adapun mata pelajaran IPA yang kembali dipelajari hanyalah biologi, itupun hanya sebatas system saraf dan hormon, nama mata kuliahnya adalah biopsikologi dan neuropsikologi (setiap universitas biasanya memiliki istilah dan kurikulumnya sendiri). Pada mata kuliah itu kita akan belajar bagaimana kondisi fisiologis berpengaruh terhadap fungsi-fungsi psikologis.

Jadi, perbedaan mengapa fapsi Unpad masuk ke rumpun IPA terletak dari inputnya saja karena sesuai dengan tujuan pembelajarannya yang sudah dibahas pada FAQ – Part I, selebihnya mata kuliah yang dipelajari merupakan mata kuliah baru dan terasa lebih sosial. Oleh karena itu, mata pelajaran yang bisa diperdalam saat SMA dan sekiranya akan membantu untuk survive di Fapsi khususnya Unpad adalah menguasai mata pelajaran matematika dasar (untuk membantu berpikir sistematis, logika penalaran,dll); kemampuan bahasa (bahasa Inggris, bahasa Indonesia, karena selain untuk memudahkan dalam memahami mata kuliah, kemampuan bahasa juga akan membantu untuk presentasi, laporan/tugas praktikum, komunikasi dengan klien, pembuatan karya tulis ilmiah, dll); dan biologi (khususnya sistem saraf).

Q :  Kuliah psikologi itu mahal gak sih?
Jawabannya adalah tergantung 😀 Tergantung masuknya tahun berapa, tergantung membandingkannya dengan jurusan apa dan universitas mana, dan tergantung kondisi keluarganya seperti apa, hehe…

Sebagai gambaran aja, saya masuk tahun 2012 dimana saat itu Unpad belum berstatus PTN-BH, belum menggunakan sistem UKT untuk biaya kuliah, dan masih ada SMUP (Seleksi Masuk Universitas Padjadjaran), untuk prodi S1. Saat itu saya lulus melalui jalur SNMPTN Tulis (sekarang SBMPTN), biaya yang harus dipenuhi saat pertama masuk adalah sebanyak 6 juta rupiah (4 juta untuk uang pembangunan dan 2 juta untuk uang semester), biaya ini sama dengan teman-teman yang masuk melalui jalur SNMPTN Undangan di seluruh prodi S1, namun berbeda dengan yang masuk melalui SMUP. Bagi mereka yang masuk melalui jalur SMUP perbedaannya terletak pada uang pembangunannya saja dan akan berbeda di setiap prodi karena disesuaikan dengan kebutuhan, selebihnya sama yaitu 2 juta rupiah setiap semester.

Namun, sejak tahun 2013 Unpad sudah menerapkan system UKT untuk biaya kuliah dimana biaya kuliah di awal masuk dan setiap semester adalah sama, disesuaikan dengan kebutuhan setiap prodi dan pendapatan orang tua. Untuk lebih rincinya, bisa cek http://www.unpad.ac.id/arsip-unpad/peraturan/peraturan-rektor-nomor-20-tahun-2015-tentang-penetapan-uang-kuliah-tunggal-program-diploma-diii-d-iv-dan-program-strata-1-s1-unpad-tahun-akademik-20152016/.

Lalu bagaimana saat kuliah? Apakah kuliahnya mahal juga? Nah, kalau saat kuliah, biaya yang paling sering dikeluarkan adalah untuk keperluan buku, praktikum, dan tugas. Buku kuliah psikologi didominasi oleh textbook berbahasa Inggris, yang pasti kalau beli originalnya mahal banget, bisa ratusan ribu bahkan jutaan rupiah perbukunya, hehe 😀 Tapi tenang, buku-buku tersebut tersedia dalam bentuk elektroniknya kok dan bisa diakses di situs yang tersedia secara gratis, selain itu di perpustakaan juga ada dan bisa dipinjem. Setelah buku, pengeluaran yang cukup sering menguras kantong adalah kebutuhan praktikum dan tugas. Setiap minggunya pasti aja ada tugas merangkum buku, membahas kasus atau membuat laporan praktikum, dan tugas-tugas itu biasanya harus dikumpulkan dalam bentuk makalah, pernah juga dalam bentuk poster. Nah kalau untuk praktikum, biasanya biaya yang dikeluarkan adalah untuk kebutuhan administrasi praktikum (kuesioner, soal-soal, guideline) dan reward partisipan. Tapi tenang, biaya tugas dan praktikum itu tidak semuanya dibebankan kepada pribadi, banyak juga tugas yang menjadi tanggung jawab kelompok.

Q : Kalau kuliah psikologi, apakah ada penjurusan lagi?
Kalau S1 gak ada. Saat S1 semua bidang psikologi (klinis, pendidikan, sosial, industri dan organisasi) dikenalkan dan dipelajari, namun kita bisa memilih mata kuliah pilihan yang menjadi cabang atau terapan dari bidang-bidang psikologi tersebut. Misalnya psikologi politik, psikologi forensik, psikologi kerekayasaan (ergonomika), psikologi perekembangan kehidupan keluarga, psikologi konsumen, evaluasi program, psikologi kebencanaan, pengembangan kurikulum, dan lain sebagainya. Selain itu, saat mata kuliah metodologi penelitian II dan skripsi mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih topik bidang psikologi mana yang tertarik untuk diteliti.

Q : Organisasi apa aja yang bisa diikuti mahasiswa Fapsi?
Banyak, dari mulai organisasi kemahahasiswaan (BEM, BPM, Kelompok/unit Kegiatan, kepanitiaan) tingkat fakultas hingga universitas. Untuk info detailnya, bisa dicek di http://psikologi.unpad.ac.id/main/kemahasiswaan/kegiatan-mahasiswa/ .

Q : Bisa curhat sama dosen dong kalau kuliah psikologi?
Bisa banget karena dosen kita adalah psikolog, jadi maanfaatkanlah konsultasi gratis 😀

Q : Fapsi Unpad itu kuliahnya di Bandung atau di Jatinangor?
Gedung pusatnya di Jatinangor. Tapi gak jarang juga kita praktikum (terutama mahasiswa S2), atau bimbingan ke BPIP (Biro Pelayanan dan Inovasi Psikologi) di Bandung.

Q : Kuliah Psikologi susah lulus ya?
Ini adalah pertanyaan senstif yang cukup jadi topik hangat mahasiswa psikologi, karena saya pun pernah mengalaminya 😀 dimana ketika ditanya kuliah jurusan apa, selain tanggapan “wah bisa bacaan pikiran orang dong”, tanggapan lain yang muncul adalah “kuliahnya lama kan ya kayak kedokteran”…

hmmm…. Tanggapan ini cukup bisa membuat saya menarik napas dalam-dalam.

Dulu, mahasiswa psikologi harus menempuh pendidikan S1 selama 8 tahun (16 semester) dan banyak kompetensi yang diajarkan sehinga ketika lulus sudah bergelar psikolog, namun kurikulum sekarang sudah berganti, kuliah S1 sama seperti jurusan lain yaitu 4 tahun (8 semester) dan hanya bergelar sarjana psikologi saja. Jika ingin mendapatkan gelar sebagai psikolog maka harus melanjutkan pendidikan magister profesi (lihat FAQ part 1).

Lalu apa yang membuat mahasiswa psikologi susah lulus? Tentu jawabannya adalah banyak faktor 😀 dari mulai faktor internal (motivasi kuliah, mengerjakan skripsi, manajemen waktu, regulasi diri, dll) hingga faktor eksternal (dosen pembimbing, kesediaan responden, ketersediaan referensi topik skripsi, dan sebagainya).

Sebagai gambaran saja, untuk menempuh gelar sarjana, paling tidak ada 3 tahapan yang harus ditempuh yaitu seminar usulan penelitian (SUP), seminar hasil (forum/kolokium), dan sidang sarjana/skripsi (sidang akhir/kompre) seperti jurusan lain pada umumnya. Untuk bisa SUP, setidaknya kita harus menyelesaikan BAB 1-BAB 3, singkatnya kita harus sudah punya gambaran mau neliti apa, kepada siapa, gimana nelitinya, dan seberapa penting hal tersebut perlu diteliti. Intinya sama ko seperti jurusan-jurusan lain.

Lalu, apa yang bikin stigma kalau mahasiswa psikologi susah lulus? Hmmm… kayaknya sih ini cuma stereotype aja karena mungkin masih mengacu pada kurikulum lama. Buktinya, ada juga ko mahasiswa yang bisa lulus 3,5 tahun dengan predikat pujian (cumlade). Kalau pun memang ada yang lulusnya lama, pasti terjadi karena beberapa faktor yang datang baik internal maupun eksternal. Ya pokoknya, selama masih bisa mengikuti sistem perkuliahan dengan baik, motivasi yang kuat, dan senantiasa berdoa biar gak terjadi hal-hal yang tidak terduga, insya Allah pasti bisa lulus tepat waktu dengan nilai yang sangat baik.

Terus gimana kalau ternyata beneran lulusnya gak tepat waktu? Ya syukuri aja, selalu ada hal yang bisa diambil hikmahnya ko, misalnya dengan lebih memahami diri sendiri, lebih bisa belajar psikologi lebih banyak lagi, dan mungkin bisa memanfaatkan berbagai peluang dengan menggunakan status mahasiswa 😀

Q : Setelah lulus, apakah harus lanjut S2 psikologi lagi?
Tidak selalu. Kalau tujuannya ingin menjadi psikolog, ilmuwan psikologi, atau praktisi psikologi terapan tentu harus melanjutkan S2 magister profesi atau psikologi sains terapan. Tapi kalau ingin mengaplikasikan dan mengelaborasikan psikologi di bidang ilmu yang lain, tentu kita bisa lanjut di jurusan lain sesuai kebutuhan, misalnya lanjut ke jurusan manajemen, kesehatan masyarakat, pendidikan anak usia dini, ilmu komunikasi, dan lain sebagainya.

Oke, itu dia beberapa pertanyaan yang belum tercover di FAQ Part 1.
Masih punya pertanyaan? Just write your comments below !

37 thoughts on “Kuliah Psikologi Susah Lulus? -FAQ Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi Unpad – Part 2

    1. Bisa banget. Kalau masuknya lewat Tes tulis (SBMPTN) sangat mungkin, asal bisa ngerjain soal-soalnya. Kalau lewat SNMPTN Undangan (jalur raport) aku kurang paham peraturan tahun ini seperti apa. silakan cek tulisanku yang sebelumnya di FAQ part 1 🙂

      Like

  1. Ka, klo kita lulus S1 psikologi itu bisa langsung kerja atau harus S2 dulu, soalnya banyak teman yang bilang klo mau masuk fapsi musti ambil S2 juga, karena sepaket.

    Like

  2. Kak, ada trik khusus lulus snmptn psikologi unpad ga? seperti itb ada jalur perminatan yg saingannya kurang dari 1000 orang

    Like

  3. assalam ualaikum kak, aku mau tanya aku insya allah tahun ini lulus dan pengen ambil kuliah di fakultas psikologi. kalok misalkan aku s1 nya ambil psikologi dan s2 ambil manajemen itu bisa gak sih kak? atau harus linier dari s1 ke s2 nya? #mohon balasannya kak

    Like

    1. Wa`alaykumussalam wrwb. Bisa banget, kalau emang kamu emang gak akan jadi psikolog. Tapi kalau mau jadi psikolog, tapi ingin mendalami hal2 yang berkaitan dengan industri dan organisasi, bisa S2 nya bisa ambil magister psikologi profesi, ambilnya jurusan psikologi industri dan organisasi.

      Like

  4. Assalamualaikum,kak mau tanya
    Kalo misalkan sudah lulus s1 tapi ga dilanjut ke s2,kira kira peluang kerja nya apa yaa?
    Terima kasih

    Like

  5. Permisi kak, mau tanya tentang psikologi S1 UNPAD apa nanti uda ada program peminatannya? Dan kalo iya, ada apa aja? Terimakasih

    Like

    1. Kalau S1 masih belajar psikologi secara umum. Tapi kita diperkenankan memilih mata kuliah pilihan yang sesuai minat di luar mata kuliah wajib. Kalau yang peminatan khusus itu gak ada, adanya di S2. Oiya sama di skripsi juga sih, kita bebas pilih topik dari cabang psikologi yang mana.

      Like

  6. Klo mau lanjut s2 psikologi apa harus yg serumpun kah s1 nya? Kalau dari manajemen,hukum,sistem informatika bisa kah lanjut s2 psikologi?

    Like

  7. Kak mau tanya yah.. Kalo misalkan kita udah s1 psikologi tuh berarti ga bisa ngelamar jadi seorang psikologi dong ya? Mohon balasannya segera..

    Like

    1. Hmmm berat atau engga sebenarnya gimana kitanya ya, bisa jadi mudah bisa jadi ribet. hehe.
      Cuma yg kayaknya kerasa berat menurut mayoritas mahasiswa fapsi waktu kuliah itu adalah nyari responden untuk praktikum 🙂

      Like

  8. kak mau nanya kalo lulusan psikologi S1 peluang kerja jadi tni di bagian apa ya kak? bisa masuk di bagian kesehatan tni ga?

    Like

    1. Macem-macem. Tapi rata-rata ke bagian human resource management (aku gak tau klo di TNI istilahnya apa), tp biasanya menangani proses rekrutmen, training sama developing juga. Nah kalau yg masuk TNI nya dari lulusan S2 (yg udah bergelar profesi psikolog), cakupannya lebih luas lagi, dia bisa nanganin kasus2 klinis dari TNI. Misalnya nanganin yg depresi, burnout, trauma, dll

      Like

  9. Selamat siang kakak..aku mau bertanya kakak.
    Kan gini kakak,sekarang aku masih kelas 3 SMA jurusan ipa dan aku mau ambil fakultas psikologi jadi dosen psikologi di unpad.
    Nilai apa saja yang di lihat ya kakak?
    Dan misalnya kita tidak mau ambil jadi dosen psikologi kita bisa ambil jurusan apa ya kakak?dan kalau udah lulus dari kuliah psikologi kita bisa daftar kerja dimana ya kakak??
    Please balas ya kakak.

    Like

    1. Selamat siang kakak..aku mau bertanya kakak.
      Kan gini kakak,sekarang aku masih kelas 3 SMA jurusan ipa dan aku mau ambil fakultas psikologi jadi dosen psikologi di unpad.
      Nilai apa saja yang di lihat ya kakak?
      Dan misalnya kita tidak mau ambil jadi dosen psikologi kita bisa ambil jurusan apa ya kakak?dan kalau udah lulus dari kuliah psikologi kita bisa daftar kerja dimana ya kakak??
      Please balas ya kakak.

      Like

    2. Kalau masuk psikologi unpad untuk jalur undangan, aku kurang paham ya tahun ini ketentuannya gimana, yg pasti memang menyesuaikan dengan jurusan di kampusnya.
      Nah kalau jadi dosen, kamu harus lulus S1 lalu lanjut kuliah S2, karena kebetulan kalau di psikologi unpad, yang jadi asisten dosen atau mau jadi dosen muda, pendidikan minimalnya adalah S2. Bidang S2nya disesuaikan dengan matakuliah yang akan diajarkan (misalnya psikologi klinis, pendidikan, organisasi, dll).
      Kalau gak jadi dosen, banyak banget peluang kerja setelah lulus S1, bisa jadi peneliti, kerja di HRD perusahaan, bisa jadi konsultan, trainer, kerja di biro, dsb

      Like

    1. lulus tes masuk, baik jalur undangan maupun tes tulis, serta lulus persyaratan administrasi lainnya 🙂
      Kalau persyaratan khusus kynya gak ada.
      Persyaratan teknisnya, menyesuaikan aja. Kalau boleh tau, pintar bicara ini maksudnya gimana ya?

      Like

    1. Hai Rida.. boleh kok, tapi biasanya kalau kuliah S2 profesi psikologi itu kuliahnya padat dan sepengetahuan saya sih tidak ada kelas karyawan yang masuknya bisa sore atau malam gitu, jadi memang program reguler. Jadi biasanya harus cuti dari pekerjaan, lebih enak kalau dapat beasiswa dari kantor, jadi cuti sekolah masuknya.

      Like

    1. wa`alaykumussalam wrwb. Bisa ko, melalui tes SBMPTN asal bisa lulus tesnya, persiapan aja untuk menghadapi soal-soalnya 🙂
      kalau melalui nilai rapor, saya kurang paham tahun ini kebijakannya seperti apa untuk siswa SMK.

      Like

Leave a comment